Rabu, Desember 31, 2008

DPRD Lampung Kembali Desak Pemerintah Lantik Sjachroedin

Jakarta - DPRD Lampung kembali mendesak pemerintah segera melantik pasangan Sjachroedin ZP/Joko Umar Said sebagai Gubernur dan Wagub Lampung terpilih hasil pilkada 3 September 2008 sesuai ketentuan UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

Kepada pers di Jakarta, Rabu, Wakil Ketua DPRD Lampung Nurhasanah menjelaskan bahwa pihaknya juga telah menyampaikan hasil rapat paripurna DPRD setempat yang intinya mendesak agar pasangan gubernur terpilih itu segera dilantik.

Dikatakannya bahwa salinan keputusan rapat paripurna DPRD Lampung tentang rekomendasi pelantikan Sjachroedin ZP/Joko Umar Said sebagai Gubernur dan Wagub Lampung periode periode 2009-2014 itu telah disampaikan kepada Presiden Yudhoyono dengan tembusan Mendagri, Menko Polhukkam, Mensesneg dan pimpinan DPR RI. 

"Rapat paripurna diikuti oleh seluruh fraksi yang ada di DPRD setempat, kecuali Fraksi Partai Golkar," katanya.

Sebelumnya, DPRD Lampung secara resmi juga telah mengusulkan pasangan Sjachroedin ZP/Joko Umar Said sebagai cagub/cawagub Lampung terpilih berdasarkan Berita Acara Penetapan KPU ke Presiden melalui Mendagri pada 5 November 2008.

Dalam Pilkada yang dipercepat itu, pasangan Sjachroedin ZP/Joko Umar Said menang mutlak (43,27 persen) atas enam pasang kandidat lainnya. 

"Masyarakat Lampung menghendaki agar gubernur yang telah sah mereka pilih itu segera dilantik dan DPRD pun telah menyampaikan rekomendasinya untuk pelantikan tersebut," ujarnya.

Selain itu, katanya, berdasarkan UU No 32/2004 tentang Pemda, pelantikan pemenang pilkada sebagai gubernur/wagub terpilih harus dilakukan paling lama 30 hari setelah DPRD setempat melaporkan hasil Pilkada ke Mendagri. 

Namun karena ternyata masih ada sengketa atas hasil pilkada yang diajukan kandidat lainnya, maka pelantikan harus menunggu hasil dari pengadilan.

Tapi setelah MA memutuskan bahwa pemenang pilkada itu tetap pasangan Sjachroedin ZP/Joko Umar Said, menurut Nurhasanah yang juga politisi PDIP itu, Presiden Yudhoyono seharusnya segera menindak lanjuti putusan hukum itu dengan menerbitkan Keppres tentang pelantikan Gubernur Lampung.

"Jadi sudah tidak ada alasan lagi bagi pemerintah untuk tidak melakukan pelantikan itu," katanya.

Ditempat yang sama, Ismet Romas yang juga Wakil Ketua DPRD Lampung mempertanyakan alasan pemerintah menunda-nunda pelantikan gubernur terpilih itu.

"Dulu pilkada Lampung diminta untuk dipercepat dan sekarang ini sudah ada gubernur yang terpilih tetapi tidak segera dilantik," katanya.

Sebagai penyelenggara pemerintahan di daerah yang terdiri dari unsur Pemda dan DPRD, ujarnya, DPRD akan terus mendesak agar pemerintah pusat segera melaksanakan pelantikan tersebut karena hal itulah yang sangat diharapkan masyarakat setempat.
(http://pemilu.antara.co.id/view/?tl=dprd-lampung-kembali-desak-pemerintah-lantik-sjachroedin&id=1230706082)

Biaya Pelantikan Diperkirakan Rp1,2 Miliar

Biaya Pelantikan Diperkirakan Rp1,2 Miliar

CIBINONG - BEGITU megah pelantikan Rachmat Yasin-Karyawan Fathurachman. Berapakah biaya yang dikeluarkan untuk seremonial ini? Penelusuran Radar Bogor, dana yang dihabiskan untuk acara ini mencapai Rp1,2 miliar.

Angka itu berasal dari biaya sewa tenda, kursi, sound system, video, snack, televisi flat hingga pengamanan. Sewa satu televisi flat dalam sehari sebesar Rp500.000. Sementara pelantikan itu menggunakan 24 televisi flat yang dipasang di luar Gedung Tegar Beriman. Jadi, total dana untuk televisi saja mencapai Rp12 juta. Sedangkan biaya sewa dua televisi layar besar di dalam gedung mencapai Rp3 juta.

Belum lagi dengan biaya lain seperti katering makanan untuk 10.000 undangan, sewa tenda mencapai Rp100 juta, sound system yang harga sewanya diperkirakan Rp50 juta hingga harga sewa kursi dengan biaya Rp10.000 per unit. Total kursi yang ditempatkan di luar sekitar 5.000 kursi. Belum termasuk kursi eksklusif di dalam gedung yang berjumlah 750 unit. Harga sewa satu kursi yang ditempatkan di dalam gedung lebih membengkak. “Bisa tiga kali lipat dari harga kursi di luar,” kata petugas yang enggan namanya dikorankan.

Informasi Radar Bogor, dana pelantikan ini tidak semuanya ditanggung APBD. Biaya kas APBD untuk pelantikan ini sekitar Rp400 juta. Sisanya patungan dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai pengusung pasangan Rachmat Yasin dan Karyawan Fathurachman.

Beberapa pihak mewajarkan besarnya dana pelantikan tersebut. Camat Cibinong Zainal Syafruddin misalnya. Menurut dia, acara pelantikan yang besar ini merupakan pesta rakyat yang sebenarnya. "Pelantikan yang besar berarti menunjukkan antusiasme masyarakat yang besar atas terpilihnya bupati dan wakil bupati baru. Saya harap partisipasi ini mampu mengarahkan masyarakat dalam partisipasi pembangunan,” bebernya.

Tapi ada pula pihak yang menyayangkan besarnya pesta pelantikan ini. Direktur LSM P-Sigma Aminudin mempertanyakan mengapa begitu besar biaya pelantikan. Padahal pelantikan merupakan acara seremoni belaka. “Biaya pelantikan bisa dialokasikan untuk yang lain yang lebih bermanfaat dan dirasakan masyarakat,” katanya.

Sementara Ketua Panitia Pelantikan Didi Kurnia tidak mengiyakan dan tidak membantah mengenai total pengeluaran sebesar Rp1,2 miliar. “Saya tidak mengetahui secara pasti total biaya yang keluar untuk pelantikan ini,” katanya saat dikonfirmasi Radar Bogor usai pelantikan.

Alasannya, biaya berasal dari masing-masing SKPD yang bertanggung jawab. Contohnya biaya pengamanan. Didi mengatakan, biaya pengerahan personel pengamanan baik Polres Bogor maupun Satpol PP sudah dipegang masing-masing instansi. Begitu pula dengan biaya sosialisasi, biaya makanan hingga biaya pengadaan televisi.

“Sosialisasi oleh Humas, perlengkapan oleh Bagian Umum, segalanya sudah dibagi-bagi tugas. Jadi, total pastinya saya tidak tahu,” katanya. Didi menambahkan, biaya yang keluar untuk pelantikan semuanya berasal dari APBD 2008. “Yang jelas, biaya yang bisa dibilang sangat besar itu untuk merayakan terpilihnya bupati secara langsung,” katanya.

(www.radar-bogor.co.id)

Nungki Pilih Liburan di Jatim

Ucapkan Selamat via SMS
Nungki Pilih Liburan di Jatim


CIBINONG - Hanya calon bupati dari PKS Sunmandjaja Rumandis yang hadir pada pelantikan Rachmat Yasin dan Karyawan Fathurachman sebagai bupati dan wakil bupati terpilih. Tiga calon bupati lain Fitri Putra Nugraha (Nungki) dari Partai Golkar, Iyus Djuher dari Partai Demokrat, dan Maman Daning dari perseorangan, tak terlihat hadir.

Nungki dalam pesan pendek atau sort message service (SMS) yang dikirim ke Radar Bogor menyatakan dirinya tak bisa hadir karena sedang berada di luar kota antara Surabaya dan Malang untuk melakukan liburan akhir tahun bersama keluarga.

Tapi ia tidak lupa memberikan selamat walaupun hanya melalui SMS pada bupati terpilih. “Saya mengirimkan ucapan selamat melalui SMS ini karena saya berhalangan hadir,” kata Nungki dalam pesan pendeknya.

Sedangkan SMS yang dikirim Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor itu cukup panjang. Berikut isi SMS Nungki ke telepon genggam Rachmat Yasin:

“Selamat kepada yang saya hormati bapak Rachmat Yasin semoga amanah yang diberikan lima tahun ke depan dapat berjalan sesuai harapan masyarakat. Mohon maaf kami terlambat menyampaikan ucapan selama ini. Karena terkait gerbong Nusae yang sangat sarat unsur pendukung baik komponen parpol, Ormas/OKP, LSM dan masyarakat pada umumnya yang juga harus saya (sebagai figur sentral) netralisasi dan pahami psikologisnya pasca Pilkada ini.”

“Alhamdulillah saat ini fase tersebut telah berhasil kami rampungkan. Kami beserta seluruh komponen pendukung politik yang ada pada Nusae siap bersama-sama membangun Kabupaten Bogor yang lebih baik ke depan.”

“Kabupaten Bogor dan bangsa ini sedang benar-benar membutuhkan energi yang sangat luar biasa untuk bangkit membangun dan mewujudkan harapan masyarakat akan perubahan. Kami siap membantu. Sekali lagi kami ucapkan selamat kepada Bapak dan Pak Karyawan selaku bupati dan wakil bupati terpilih 2008 – 2013. Ketua DPD Golkar Kabupaten Bogor Fitri Putra Nugraha (Nungki).”

Calon bupati dari Independen, Maman Daning juga tidak hadir saat pelantikan. Saat dihubungi Radar Bogor, Maman sedang ada di Propinsi Bangka-Belitung. Ia sedang menengok saudaranya yang terkena musibah angin puting beliung. “Sebenarnya saya sudah berminat hadir sejak undangan dikirimkan ke rumah, tapi karena ada musibah, saya tidak bisa hadir,” katanya.

Maman berpesan agar bupati dan wakil bupati terpilih jangan mengkhianati kepercayaan masyarakat Kabupaten Bogor. “Janji-janji pada waktu kampanye agar direalisasikan,” ujarnya di ujung telepon. Ia mengaku tetap akan mendukung program kerja pasangan Rahman selama mengedepankan kepentingan masyarakat.

Sementara itu, calon bupati dari Partai Demokrat Djuher tidak ada kabar. Saat Radar Bogor menghubungi, ia tak mengangkat teleponnya. Ketika dikonfirmasi pada calon wakil bupati Rusdi yang notabene sahabatnya, ia juga tidak tahu. “Saya sudah lama tidak ngobrol lagi dengan Djuher,” kata HM Rusdi AS yang justru hadir saat pelantikan.

Sementara itu kehormatan yang paling dinanti yakni Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri hingga akhir acara tak juga hadir. Demikian pula pengusaha Probosutedjo berhalangan hadir. Informasi dari Humas Pemkab Bogor, Megawati berhalangan hadir karena harus mengikuti pertemuan di Bali. Kedatangannya diwakili Ketua DPP PDIP, Rudi Harsa Tanaya.

Sama halnya dengan pemilik Grup Artha Graha Tommy Winata dan anak bungsu mantan Presiden RI kedua, Tommy Soeharto yang batal hadir. Tommy tampaknya menunjuk mantan pembalap nasional Tinton Suprapto untuk mewakilinya. Menteri Kehutanan RI MS Kaban pun absen menghadiri acara tersebut.

Meski begitu, pejabat lainnya tampak memadati Gedung Tegar Beriman. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang datang melantik bupati dan wakil bupati terpilih hadir tanpa didampingi Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf. Tampak pula Menteri Koperasi dan UKM RI Suryadarma Ali dan mantan calon gubernur Jabar Nu'man Hakim ditengah-tengah tamu kehormatan. Disampingnya, ada Walikota Bogor Diani Budiarto didampingi istri Fauziah Budiarto serta Wakil Walikota Ahmad Ru'yat. Ketua Umum Partai Nasional Benteng Kerakyatan (PNBK) Indonesia, Eros Jarot pun tampak memberi ucapan pada RY dan Karyawan Fathurachman dan anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Golkar, Ferry Mursidan Baldan yang mewakili jajaran DPR RI.

Para artis pun tak luput dari sorotan. Tampak Komeng, Dery Drajat dan Ginanjar hadir pada pelantikkan bupati pilihan rakyat ini.

(www.radar-bogor.co.id)

13 TV Plasma tak Berfungsi

13 TV Plasma tak Berfungsi

CIBINONG - Pelantikan bupati dan wakil bupati Bogor, Rachmat Yasin dan Karyawan Fathurachman menyedot perhatian warga Kabupaten Bogor. Meski hujan menguyur pada pagi hari, warga dari penjuru bumi tegar beriman berduyun-duyun datang ke lapangan Tegar Beriman.

Sayangnya warga yang datang sedikit kecewa karena tak dapat menyaksikan langsung pelantikkan bupati dan wakil bupati pilihan rakyat ini. Warga semakin kecewa setelah 13 unit TV plasma yang terpasang pada tenda besar di Lapangan Tegar Beriman tak berfungsi. ''Saya kecewa sekali, TV satu-satunya media untuk melihat pelantikkan malah tak berfungsi,'' kata Entis Sutisna (43) yang jauh-jauh datang dari Desa/Kecamatan Megamendung.

Padahal ia ingin melihat tokoh-tokoh nasional seperti Eros Djarot, Menteri Koperasi dan UKM, Surya Dharma Ali, Ketua Komisi II, DPR RI, Ferry Mursidan Baldan, Direktur Sirkuit Sentul, Tinton Soeprapto.

Kontan kondisi ini membuat beberapa tamu undangan berebutan mendapatkan tempat agar berada dekat dengan TV Plasma.

Sementara itu, kawalan rombongan motor gede yang mengiringi perjalanan bupati pilihan rakyat menuju Tegar Beriman sempat mencuri perhatian masyarakat pengguna jalan. Raungan suara sirine dan mesin motor cukup membuat pengguna jalan lainnya sejenak meminggirkan kendaraan yang mereka tumpangi.

Ide iring-iringan motor gede yang tergabung dalam kelompok ROTH Harley Davidson(HD) dibawah pimpinan Roy Lester itu ternyata tak terencana sebelumnya. Namun, karena ingin memberikan apresiasi kepada sang bupati terpilih ROTH HD spontan menawarkan diri. ''Kami ingin berpatisipasi dalam acara bersejarah ini,'' kata Koordinator ROTH HD, Eri Kusmar kemarin (30/12).

(www.radar-bogor.co.id)

Megahnya Pelantikan Bupati Pilihan Rakyat

Megahnya Pelantikan Bupati Pilihan Rakyat

Efeknya Bagus

MENURUT Zen, pelaksanaan pelantikan bupati dan wakil bupati secara besar-besaran membawa suasana yang baik bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Walaupun dana yang dikeluarkan cukup besar, itu wajar karena baru pertama kali bupati Bogor dipilih langsung rakyat. Apalagi sebelumnya bupati dan wakil bupati hanya dipilih anggota dewan.

"Boros tidak borosnya anggaran untuk pelantikan itu relatif. Kalau suasana pelantikan ini dinikmati masyarakat, saya pikir efeknya bagus untuk kepemimpinan Rahman ke depan. Jadi, besarnya dana tidak perlu dipersoalkan," kata Zen yang juga wakil ketua penasihat GM FKKPI Kabupaten Bogor ini. (ndi)

drg Zen
Kabag Tata Usaha Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor



Wajar, Lima Tahun Sekali
SOENMANDJAJA bersikap positif dengan digelarnya pelantikan secara besar-besaran. Menurut dia, wajar jika pelantikan yang dilakukan lima tahun sekali ini dirayakan besar-besaran.

"Mudah-mudahan acara pelantikan ini menjadi pertanda baik dengan besarnya antusiasme masyarakat yang hadir," katanya.

Dia berharap bupati dan wakil bupati terpilih mampu menjawab kepercayaan masyarakat dengan kebijakan populis yang lebih mementingkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor.(ndi)

Soenmandjaja Rukmandis
Mantan Calon Bupati Bogor dari PKS



Bangga karena Besar-Besaran

ZAINAL Safrudin mendukung pelantikan bupati secara besar-besaran. "Memang perlu begini, karena bupati sekarang dipilih langsung oleh rakyat," katanya. Acara yang dibuat secara besar akan membuat masyarakat merasa bangga memiliki bupati baru.

"Setelah masyarakat bangga, harapan ke depan membangun wilayah akan dilaksanakan lebih cepat karena masyarakat pasti berpartisipasi secara aktif," tambahnya.

Zainal juga menilai pembiayaan yang besar itu relatif. Akan tetapi ini untuk rakyat dan dinikmati rakyat. Ini pun harus disikapi sebagai pesta rakyat. Mengenai pemilihan tempat pelantikan, Zainal yakin sudah disetujui anggota dewan. "Jadi, tidak ada masalah," ujarnya.(ndi)

Zainal Syafruddin
Camat Cibinong



Ini Pesta Rakyat
ASEP Saepudin sangat mendukung acara pelantikan dibuat semeriah mungkin.

"Pelantikan bupati ini pesta rakyat, karena dilakukan secara langsung. Wajar, jika perayaannya dilakukan besar-besaran," tuturnya.

Besarnya acara justru akan membuat Bupati Rachmat Yasin memiliki tanggung jawab yang besar untuk tetap membuat masyarakat Kabupaten Bogor senang.

"Pak bupati dan wabup pilihan rakyat ini harus bisa membuktikan janji-janjinya," tegasnya.(ndi)

Asep Saepudin
Kepala Desa Semplak Barat Kecamatan Kemang

(www.radar-bogor.co.id)

Selasa, Desember 30, 2008

Saatnya RY Menepati Janji

Saatnya RY Menepati Janji

BOGOR - Rachmat Yasin - Karyawan Fathurachman (Rahman) mulai hari ini menyandang jabatan baru, bupati dan wakil bupati Bogor. Itu artinya tiba waktunya masyarakat Kabupaten Bogor menagih janji pasangan yang diusung PPP dan PDI Perjuangan ini.

Ini awal mengumpulkan kembali janji-janji yang pernah dilontarkan Rahman. Awal untuk menagih keduanya yang selama ini telah membujuk rayu warga agar memilih mereka. Awal untuk mencermati bagaimana mereka akan mewujudkan janji itu. Dan awal mengkritisi bagaimana warga Kabupaten Bogor diajak untuk turut serta dalam pekerjaan besar menjadikan janji mereka kenyataan.

Apa saja janji Rahman selama kampanye? Secara tertulis saat mendaftar di KPU Kabupaten Bogor, pasangan ini menyodorkan sembilan janji dalam gambaran besar. Namun, dalam perjalanan kampanyenya, mereka juga melontarkan janji-janji yang bisa saja diingatnya atau tidak.

Pada catatan KPU, pasangan ini memiliki visi mewujudkan masyarakat Kabupaten Bogor yang bertaqwa, berdaya dan berbudaya menuju sejahtera. Visi secara harfiah yakni penglihatan yang akan dicapai atau sesuatu yang akan dicapai. Visi biasanya merupakan tujuan besar yang akan dicapai dengan berbagai tahapan-tahapan.

Nah, cara yang ditempuh untuk itu tertuang dalam misi. Pasangan ini menuliskan sembilan misi. Pertama, meningkatkan keshalehan sosial sebagai implementasi ajaran agama dalam kehidupan kemasyarakatan. Kedua, menanggulangi dan mengurangi kemiskinan dengan penataan dan peningkatan sarana, prasarana dan infrastruktur wilayah serta penciptaan iklim yang kondusif bagi tumbuhnya investasi swasta dan masyarakat dengan daya saing, keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif Kabupaten Bogor.

Ketiga, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan dengan prinsip pembangunan berbasis masyarakat. Keempat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan. Kelima, meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Keenam, meningkatkan profesionalisme aparatur dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

Ketujuh, melakukan reformasi pelayanan publik menuju tata pemerintahan yang baik. Kedelapan, menumbuhkembangkan potensi industri, pertanian dan pariwisata secara optimal. Kesembilan, menumbuhkembangkan kerjasama lintas daerah dalam kesatuan visi dan misi regional Jabodetabek.

Dalam perjalanan kampanyenya Rahman menyampaikan paket program prioritasnya. Diantaranya pengendalian harga kebutuhan pangan yang terjangkau oleh masyarakat, peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan dan lapangan kerja. Pasangan itu juga menjanjikan mengalokasikan melalui APBD tunjangan untuk RT/RW dan tunjangan pasca tugas kepada kepala desa. Termasuk menindak pejabat nakal. Mampukah RY menepati janjinya?
(www.radar-bogor.co.id)

Bupati Rakyat Dilantik

Bupati Rakyat Dilantik

CIBINONG - Bupati pilihan rakyat Kabupaten Bogor Rachmat Yasin dan Wakil Bupati Karyawan Faturachman (Rahman) periode 2008-2013 dilantik hari ini. Tidak seperti pelantikan bupati sebelumnya yang dilakukan di ruang paripurna DPRD Kabupaten Bogor, pasangan Rahman dikukuhkan di Gedung Tegar Beriman.

Untuk hajatan akhir tahun ini, persiapan maraton telah dilewati seluruh jajaran Pemkab Bogor, termasuk gladi resik kemarin. Dalam gladi resik tersebut, hadir Asisten Tata Pemerintahan Pemprov Jabar Tjatja Kuswara didampingi Pj Bupati Soemirat, Sekda Kabupaten Bogor Achmad Sundawa, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Harun Al Rasyid, Sekretaris Dewan Didi Kurnia, Humas Pemkab Bogor Kardenal beserta staf protokoler Kabupaten Bogor.

Meski ada yang harus mengulang di beberapa prosesi, secara umum gladi resik berlangsung lancar. Malahan usai gladi resik, Tjatja Kuswara menyempatkan diri ngahaleaung diiringi betotan kecapi.

Humas Pemkab Bogor Kardenal menuturkan, acara akbar di Gedung Tegar Beriman ini rencananya dihadiri pejabat dan tokoh ternama. Mereka adalah mantan Presiden RI Megawati Soekarno Putri, Menteri Kehutanan RI MS Kaban, Menteri UKM RI Suryadharma Ali, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, tokoh nasional Probosutedjo, Tommy Winata dan Tommy Soeharto.

Tak hanya itu, lanjut Kardenal, pemkab juga mengundang seluruh bupati dan ketua DPRD se-Jawa Barat. Bahkan 428 kepala desa diperkenankan membawa 20 warga.

Agar kegembiraan itu dapat dirasakan warga Kabupaten Bogor yang sengaja datang ke Cibinong, Pemkab Bogor memasang tenda raksasa di Lapangan Tegar Beriman.

Menurut Kabag Kepegawaian Setda Bogor Engkus Sutisna, pemasangan tenda ini mengantisipasi masyarakat yang tidak tertampung di Gedung Tegar Beriman. "Kami juga menyediakan 24 TV flat ukuran 42 inci. Semua persiapan pelantikan bupati sekarang terbilang wajar, karena ini hasil pilihan rakyat dan pertama kali di Bogor," beber Engkus.

Dari pantauan Radar Bogor, sejak pagi hari para pegawai sudah merancang Gedung Tegar Beriman. Gedung ini didandani sedemikian rupa hingga nampak anggun. Bangku-bangku tersusun rapi dengan hamparan karpet berwarna merah seolah memperkuat suasana pelantikan Bupati Bogor ini. Di sisi kanan-kiri dipasang pula big screen.

Persiapan tak cukup di situ. Pelataran dan lapangan Gedung Tegar Beriman pun ditata dengan megah. Tenda raksasa menutupi lapangan. Dengan balutan warna putih, masyarakat nanti akan melihat bagaimana menyatunya kepemimpinan Rahman dengan warganya. Lapangan yang sudah dibalut dengan kemegahan tenda putih itu juga bakal menjadi tempat atau saksi warga Kabupaten Bogor menyaksikan pelantikan bupati pilihannya.
(www.radar-bogor.co.id)

Senin, Desember 29, 2008

Elit Parpol Was-was tak Kebagian Kursi

Elit Parpol Was-was tak Kebagian Kursi

Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan pasal 214 Undang-undang No. 10 tahun 2008 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD, ternyata menimbulkan kecemasan sejumlah elit partai politik (Parpol) peserta pemilu. Terutama bagi mereka yang terlibat dalam pencalonan anggota legislatif.
Selama ini kan kita tahu semua bahwa peran pimpinan parpol yang sangat besar dalam membangun dan membesarkan partai. Omong kosong kalau sorang ketua partai atau pengurus tidak ingin menjadi anggota DPR atau DPRD. Tapi dengan putusan MK tersebut menyebabkan nasib mereka semakin tak jelas, ungkap Sekrtaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI Perjuangan) Kabupaten Bogor, Wawan Risdiawan Minggu (28/12) di Bogor, Jawa Barat.
Sebab kata Wawan, bagi para pemimpin parpol yang ikut dalam bursa pencalonan anggota legislatif yang umumbya nomor urut cantik menjadi tidak berarti apa-apa. Sebab dalam pemilu mendatang akan terjadi pertarungan terbuka yang mengabaikan nomor urut calon legislatif (Caleg). Ini kan tidak adil, orang yang telah mengabdi kepada partainya sekian lama, haknya disamakan dengan kader yang baru nonggol, tegas Wawan.
Namun caleg PDI Perjuangan nomor urut I dari daerah pemilihan (Dapil) VI Kabupaten Bogor ini mengaku tetap akan mengikuti pemberlakukan putusan MK, yang menetapkan caleg terpilih berdasarkan suara terbanyak itu. Sebagai politisi yang tak aturan tentu saya akan tetap tunduk terhadap aturan tersebut, ungkapnya.
Ia pun meminta agar DPR, Pemerintah dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera mengeluarkan petunjuk teknis pelaksanaan putusan MK tersebut. Aturan ini tentu tidak bisa berdiri sendiri tanpa aturan teknis. sehingga tidak akan membingungkan partai politik, ugkapnya.
Dibagian lain Wawan mendesak KPU agar segera melakukan sosialisasi tata cara pemilu 2009, baik kepada partai politik maupun kepada masyarakat pemilih.
Tata cara pemilu 2009 kan juga mengalami perubahan dari sistem coblos menjadi sistim mencentang atau menandai. tapi sampai sekarang KPU sendiri belum melakukan sosialisasi terkait perubahan tersebut, tandasnya.
Pola sosialisasi tersebut menurut Wawan harus dilakukan secara intensif, mengingat tata cara pemilu yang akan datang ini cukup sulit. Bagi masyarakat yang sudah bisa tulis mungkin hanya membutuhkan waktu yang sebentar. Tapi bagi mereka yang buta huruf ini yang repot, ujarnya.
Namun tidak seluruh caleg nomor jadi merasa ketar-ketir dengan keputusan MK tersebut. Rifdian Suryadharma caleg dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) nomor urut 1 dari dapil VI Kabupaten Bogor. Sistim suara terbanyak siapa takut? karena saya ini sudah berjuang jauh-jauh hari sebelum putusan MK tersebut keluar, tegas Rifdian.
Ia mengaku sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam meraih simpati dari masyarakat, yakni ketika ia ditunjuk menjadi Direktur Rahmat Yasin Center hingga membawa kemenangan Rachmat Yasin di 40 Kecamatan di kabupaten Bogor . Kalau sekarang saya harus bersaing memperebutkan kursi hanya di 1 dapil saya optimis saya mampu memenangkan itu, katanya. (ck-17)
(http://www.hupelita.com)

Sabtu, Desember 27, 2008

PDIP: Keputusan MK Harus Diikuti Penyesuaian DCT

PDIP: Keputusan MK Harus Diikuti Penyesuaian DCT


Bandung : Menanggapi keputusan Mahkamah Konstitusi bahwa calon anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak, DPD PDI-P Jawa Barat mengharapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberi ruang kepada para peserta Pemilu untuk menyesuaikan perubahan daftar calon tetap (DCT).

Ketua DPD Jabar, Rudi Harsa Tanaya di Bandung, Jumat [26/12], menuturkan penyesuaian ini diperlukan mengingat adanya parpol yang memasang strategi untuk menempatkan caleg berdasarkan nomor urut dan bukan suara terbanyak.

“Kami berharap KPU dapat memberikan ruang dan kesempatan untuk peserta Pemilu menata ulang susunan caleg berdasarkan hasil keputusan MK,” katanya.

Rudi menjelaskan PDIP Jabar telah melakukan penyusunan caleg dengan mengutamakan kualitas dan kredibilitas di nomor urut kecil. “Kebanyakan caleg PDI-P ditempatkan bukan di daerah asalnya namun kami menempatkan caleg di daerah pemilihan secara acak,” katanya. “Hal ini dimaksudkan agar kualitas caleg di setiap daerah pemilihannya menjadi merata,” ujar Rudi.

Ketika ditanya apakah sikap DPD Jabar ini mendahului sikap DPP PDIP, Rudi membantah jika pernyataannya adalah sikap. “Ini adalah harapan kami dan bukan menolak keputusan MK,” ujarnya. Jika aspirasinya ini tidak mendapat respon dari KPU, PDIP Jabar akan manut pada keputusan yang telah ditetapkan sambil menunggu sikap DPP.

Ketua KPU Jabar, Ferry Kurnia Rizkiansyah mengatakan adanya permohonan untuk merubah DCT sangat mustahil dilakukan karena proses validasi surat suara yang memuat nama dan gambar caleg sudah akan masuk pencetakan.

“Saat ini sangat tidak mungkin jika ada yang ingin merubah DCT meskipun keputusan MK telah turun,” katanya.

Ferry memahami jika ada parpol yang merasa “terganggu” atas terbitnya keputusan MK tersebut. “Namun ini adalah konsekwensi logis dari adanya sebuah keputusan resmi,” katanya.

Ia menambahkan bagi caleg yang mengundurkan diri, KPU tetap tidak akan mengubah DCT. “Gambar dan nama caleg tersebut tetap akan tercantum namun pada penghitungan suara Pemilu mendatang perolehan suara yang bersangkutan hangus,” kata Ferry.
(beritasore.com)

Kamis, Desember 25, 2008

Ahmad Fauzi Jadi Ketua KPU

Ahmad Fauzi Jadi Ketua KPU

Dengan diserahkannya hasil sidang pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor yang menetapkan pasangan Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman) kepada DPRD Kabupaten Bogor, maka berakhir pula tugas KPU. Dengan berakhirnya tugas tersebut, maka berakhir pula tugas Aan Hanafiah dan anggota KPU lainnya. “Tugas Ketua KPU Aan Hanafiah sudah berakhir. Sekarang, yang memimpin KPU Kabupaten Bogor untuk pemilihan legislatif adalah orang-orang yang kemarin lolos seleksi calon anggota KPU. Dan dari hasil sidang pleno KPU, Achmad Fauzi terpilih menjadi ketua KPU periode 2008-2013,” kata Sekretaris KPU Nuradi kepada Jurnal Bogor, kemarin.

Lebih lanjut Nuradi mengatakan, pemilihan Achmad Fauzi menjadi ketua KPU Kabupaten Bogor ini dilakukan secara aklamasi, di mana seluruh anggota KPU menunjuk Achmad Fauzi untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Aan Hanafiah. “Secara aklamasi, anggota KPU memilih Achmad Fauzi menjadi ketua KPU. Semua anggota setuju dan mendukung Ahmad Fauzi,” katanya.

Hal senada juga diungkapkan anggota KPU lainnya, Eko Romli Wahyudi. Pria yang sebelumnya dipercaya menjadi Ketua Divisi Teknis KPU Kabupaten Bogor saat dipimpin Aan Hanafiah ini mengatakan, Ahmad Fauzi terpilih secara aklamasi saat rapat pleno KPU. Sedangkan untuk posisi empat anggota KPU lainnya, saat ini belum ditentukan. “Kita belum menentukan posisi anggota KPU lainnya. Untuk susunan anggota KPU sendiri ada perbedaan dari sebelumnya. Ada dua orang baru yakni Tugiman dan Gregorius Seeran, yang menggantikan posisi mantan ketua KPU Aan Hanafiah dan Saeful Alam Erbarnaz,” jelas Eko Romli.

Sementara itu, ketua KPU Kabupaten Bogor Achmad Fauzi mengatakan, setelah dilantik menjadi anggota KPU, pihaknya langsung bekerja. Tidak ada orientasi bagi anggota baru KPU karena memang tidak ada orientasi. Semua anggota KPU dituntut bekerja keras menyukseskan pemilihan legislatif. “Saya atas nama KPU Kabupaten Bogor meminta dukungan kepada masyarakat Kabupaten Bogor dan para pemangku jabatan agar dapat melaksanakan tugas sesuai dengan amanat undang-undang,” kata Achmad Fauzi.

Sekedar mengingatkan, saat ketua KPU Kabupaten Bogor masih dipimpin Aan Hanafiah, Achmad Fauzi dipercaya menjadi humas KPU. Sedangkan Eko Romli menjadi ketua Divisi Teknis, dan Haryanto Surbakti menjadi ketua Divisi Logistik dan Organisasi.
(www.jurnalbogor.com)

Senin, Desember 22, 2008

Reformasi Total Dinas Vital

Reformasi Total Dinas Vital

Cibinong - Tekad Rahman, pasangan bupati Bogor terpilih Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman, untuk melakukan perubahan bagi masyarakat Kabupaten Bogor, mendapat sambutan hangat. Salah satu dukungan datang dari Jaringan Informasi dan Advokasi (JIA).

Direktur Eksekutif JIA Iwan Kusmawan mengatakan, untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, kabinet Rahman memerlukan pemimpin yang tegas dan memiliki prinsip.
Selain itu, Rahman juga harus memiliki keberanian untuk menempatkan orang yang betul-betul tepat, kredibel, dan profesional di tiga dinas yang memiliki peran penting dalam mengubah pembangunan Kabupaten Bogor.

“Pasangan Rahman harus memberikan perhatian lebih pada tiga dinas dan badan yang memiliki peran penting dalam pembangunan Kabupaten Bogor. Tiga dinas dimaksud adalah Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda), Badan Pengawasan Daerah (Bawasda), dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Ketiga dinas tersebut, sangat menentukan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Iwan Kusmawan kepada Jurnal Bogor di Cibinong, Minggu (21/12).

Menurut Iwan, untuk dinas-dinas lainnya yang menjadi penunjang dalam meningkatkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bogor, harus dilakukan reformasi total. Pasalnya, selama ini dinas-dinas tersebut bekerja secara monoton, sehingga tidak ada perubahan yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Bogor.

“Karena itulah, tidak ada alasan bagi Badan Pertimbangan Jabatan dan Pangkat (Baperjakat) untuk tidak berkonsultasi terlebih dahulu dengan pasangan Rahman dalam memilih orang-orang yang akan menjadi kepala dinas atau kepala badan,” jelas Iwan.
Iwan mengatakan, konsultasi Baperjakat dengan pasangan Rahman dilakukan karena organisasi perangkat daerah (OPD) yang akan diputuskan oleh Baperjakat, akan bekerja untuk pasangan Rahman, bukan untuk pemimpin masa lalu.

“Untuk itulah, perlu dilakukan fit and proper test bagi calon kepala dinas, kepala bidang, dan kepala seksi. Ini penting dilakukan, agar penempatan orang-orang tersebut fair,” jelas Iwan.
Iwan juga mengingatkan, kepemimpinan pasangan Rahman lima tahun ke depan akan menjadi barometer bagi perubahan di Kabupaten Bogor. Karena itulah, pasangan Rahman diminta cermat dalam menempatkan orang-orang yang akan bekerja di masa kepemimpinannya.

“Para kepala dinas, kepala bidang dan kepala seksi, bekerja untuk kemajuan masyarakat Kabupaten Bogor. Dia ditempatkan bukan karena pertemanan atau toleransi pasangan Rahman,” tandas Iwan.

(www.jurnalbogor.com)

Jumat, Desember 19, 2008

Bobar Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur

19-12-2008 13:06 WIB
Hasil Reses Anggota DPRD
Bobar Prioritaskan Pembangunan Infrastruktur


BOGOR BARAT - Reses para anggota DPRD Kota Bogor di akhir tahun 2008 benar-benar dimanfaatkan secara khusus, terutama oleh para dewan dari daerah pemilihan Bogor Barat yang kembali mencalonkan diri di Pileg 2009. Anggota dewan ini seolah-olah ingin menarik simpati warga di dapilnya seperti yang dilakukan oleh Dedi Supriadi, Untung W Maryono, Jajat Sudrajat, Adhi Daluputra, Iwan Suryawan sedangkan Gatut Susanta tak hadir dalam acara reses kemarin.

Dalam kegiatan tersebut, para anggota dewan itu langsung terjun ke lapangan yang sebelumnnya mereka evaluasi dari program 2008 serta program yang akan dilaksanakan pada 2009 di Aula Kecamatan Bogor Barat yang dihadiri para lurah di kecamatan tersebut.

Usai rapat evaluasi, anggota dewan pun meninjau beberapa titik pembangunan di tahun 2008 seperti pembangunan jalan di Gang Masjid Kelurahan Cilendek Timur. Namun karena minimnya dana pembangunan jalan sepanjang 1,7 km, program tertunda sekitar 200 meter lagi. “Sebenarnya kita berharap pembangunnnya tahun kemarin dituntaskan, tetapi karena dananya minim jadi tertunda beberapa meter,” kata Lurah Cilendek Timur, Rusmana.

Anggota dewan dari Fraksi PKS Jajat Sudrajat mengatakan untuk 2008, pembangunan yang dialokasikan dari dana APBD maupun DAK hampir terserap semuanya. “Kalau dipersentasikan pembangunan yang terserap sekitar 100 persen,” kata Jajat, saat meninjau jalan Gang Masjid tersebut.

Bahkan di tahun 2009, kata dia, pembangunan di Kecamatan Bogor Barat akan tetap berkisar pada perbaikan infrastruktur.

Sedangkan anggota dewan dari Fraksi PAN, Dedi Supriadi mengatakan bahwa selain pembangunan fisik, dalam APBD juga tersirat bahwa pembangunan akan dititikberatkan pada bidang pendidikan dan kesehatan. “Jadi kedua bidang ini juga dinilai amat penting selain peningkatan infrastruktur,” pungkas Dedi.

(www.radar-bogor.co.id)

Minggu, Desember 14, 2008

Rudi: Jangan Terlena Kemenangan Rahman, PDIP Konsolidasi di Bogor Barat

Rudi: Jangan Terlena Kemenangan Rahman, PDIP Konsolidasi di Bogor Barat

Ciampea-Calon Legeslatif (Caleg) asal PDIP untuk DPR RI, DPRD Jawa Barat, dan DPRD Kabupaten Bogor, kemarin mengadakan konsolidasi di Kecamatan Tenjolaya, Cibungbulang dan Ciampea. Konsolidasi yang melibatkan penguru PAC dan Ranting PDIP itu akan dilanjutkan hari ini di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang dan Leuwisadeng.

Dalam konsolidasi yang berlangsung meriah ini, hadir dua orang Caleg DPR RI Daerah Pemilihan Kabupaten Bogor yaitu Caleg nomor urut 1 Helmi Fauzi yang juga Direktur Mega Center, Caleg DPR RI nomor urut 2 Andreas Fariera yang juga Wakil Ketua DPD PDIP Jabar. Selain itu, hadir juga empat Caleg DPRD Jawa Barat dari daerah pemilihan Kabupaten Bogor, diantaranya Caleg Nomor urut 1 Rudy Harsa Tanaya yang juga Ketua DPD PDIP Jabar dan lima Caleg Kabupaten Bogor daerah pemilihan Dapil VI yang diantaranya Caleg nomor urut 1 Madsoleh serta Sekretaris Umum DPC PDIP Kabupaten Bogor Bambang Gunawan.

Dalam rapat konsolidasi tersebut, Rudi Harsa Tanaya menjelaskan tentang strategi PDIP dalam pemenangan Pemilu 2009 dan cara pemilihan yang semakin rumit. Bahkan untuk memotivasi pengurus partai, Rudi menegaskan, kemenanan pasangan Rachmat Yasin –Karyawan Fathurrahman (Rahman) belum menjadi ukuran kemenangan PDIP di Pemilu 2009. Namun, kemanangan Rahman itu harus menjadi tolak ukur. Apalagi basis massa PDIP Kabupaten Bogor ini tersebar di Bogor Barat.

“Kemanangan Rahman yang mencapai 63,55 persen ini, merupakan barometer bahwa suara PDIP benar-benar signifikan, dan pada Pemilu 2009, kader PDIP harus mampu sebanyak-banyaknya meraih kursi di DPR RI, DPR Jabar dan DPRD Kabupaten Bogor. Namun, kemenangan Rahman jangan membuat terlena. PDIP harus bekerja keras,”kata Rudi Harsa Tanaya.

Rudi Harsa menjalaskan, sebelum kampanye terbuka, pihaknya harus menggelar konsolidasi menimal 4 kali putaran. Konsolidasi putaran pertama ini dilakukan oleh DPD PDIP Jabar dua hari dalam sepekan. Setiap harinya minimal harus melakukan pertemuan di tiga kecamatan. Sedangkan konsolidasi Caleg putaran kedua dan tahap berikutnya akan digelar oleh setiap PAC dengan mengundang sejumlah eleman masyarakat. “Konsolidasi putaran pertama ini harus selesai sebelum Rakernas DPP PDIP yang akan digelar akhir Januari 2009,”ujarnya.
(www.jurnalbogor.com)

Sabtu, Desember 13, 2008

Mencari Pendamping Megawati

Mencari Pendamping Megawati

Jakarta: Peluncuran buku "Mereka Bicara Mega" di Jakarta, Jumat (12/12) malam, berubah bak pentas kandidat calon wakil presiden pendamping Megawati Sukarnoputri. Sebab para tetamu yang datang merupakan para kandidat capres-wapres 2009.

Tokoh yang hadir antara lain Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rizal Ramli, serta Fadel Mohamad. Selain banyak menyinggung kepemimpinan Megawati, mereka juga mengkritisi masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla saat ini.

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan hingga kini belum menentukan siapakah kandidat yang akan mendampingi Mega. Rencananya calon pendamping Mega akan dibahas dalam Rapat Kerja Nasional Ketiga PDIP bulan depan di Solo.(JUM/Clara Tampubolon dan Babang Purwanto)

Megawati "Meminang" Sultan?

Jakarta: Megawati Sukarnoputri, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, menyatakan tak menutup kemungkinan dirinya berpasangan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam Pemilihan Umum 2009. Namun, Megawati buru-buru mengatakan. "Kita masih harus menghadapi dua pemilu...kita lihat prosesnya," ujar Megawati seusai menghadiri peluncuran buku Mereka Bicara Mega di Jakarta, Jumat (12/12) malam.

Sultan sebenarnya telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden. Karena itu belum ada kepastian Sultan bersedia atau tidak mendampingi Megawati dalam Pemilu 2009. "Karena yang menentukan pasangan itu (capres maupun cawapres) partai politik...saya itu kan tidak membawa partai politik," ujar Sri Sultan.

Selain Sultan, PDI Perjuangan masih menggodok sejumlah nama dan akan diuji melalui survei. "Banyak nama yang dimunculkan...untuk rakernas (rapat kerja nasional) nanti," kata Megawati. Lima nama hasil jajak pendapat tersebut akan diumumkan pada rakernas, Januari 2009.(IKA/Clara Tampubolon dan Babang Purwanto)
(www.liputan6.com)



Rabu, Desember 10, 2008

RAPAT PLENO REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PILBUP BOGOR PUTARAN 2

RAPAT PLENO REKAPITULASI PENGHITUNGAN SUARA PEMILU BUPATI & WAKIL BUPATI BOGOR PUTARAN 2

Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi Penghitungan Suara Pemilu Bupati dan Wakil Bupati Bogor Tahun 2008 Putaran Kedua digelar hari Sabtu, 6 Desember 2008 di Gedung Tegar Beriman Pemkab Bogor dengan lancar dan tertib. Rapat dihadiri oleh PPK, para saksi pasangan calon, Panwaslu, muspida serta undangan lainnya berlangsung mulai Pukul 10.00 WIB.

Acara dimulai dengan pembacaan tata tertib Rapat serta surat mandat saksi. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan hasil rekapitulasi penghitungan suara di masing-masing kecamatan yang dilakukan oleh perwakilan anggota PPK masing-masing kecamatan dimulai dari kecamatan Cibinong. Dari 2.810.462 pemilih yang terdaftar terdapat 1.634.647 pemilih yang menggunakan hak pilihnya dengan jumlah suara sah sebanyak 1.560.069 dan suara tidak sah sejumlah 74.578. Adapun rincian perolehan suara adalah sebagai berikut:

JUMLAH SUARA

JUMLAH SUARA SAH

JUMLAH SUARA TIDAK SAH

TOTAL SUARA

NOMOR URUT 4

NOMOR URUT 5

569.718

990.351

1.560.069

74.578

1.634.647


(http://www.kpud-bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=1)

RY Rancang Kabinet Profesional

RY Rancang Kabinet Profesional

Cibinong - Pasangan Bupati-Wakil Bupati Bogor Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman) dipastikan dilantik akhir bulan ini. Dengan demikian, Januari 2009, pasangan Rahman sudah memimpin Kabupaten Bogor dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) baru yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tentang struktur OPD baru.

Untuk menyiapkan Kabinet Rahman, Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) Kabupaten Bogor diminta konsolidasi dengan pasangan Rahman dalam penempatan orang-orang di posisi kepala dinas maupun kepala badan. Konsolidasi ini sangat perlu, karena pasangan Rahman harus bekerjasama dengan para kepala OPD baru.

“Kita meminta kepada Baperjakat agar dalam penunjukan orang-orang yang akan memimpin dinas, berkonsolidasi dengan pasangan Rahman. Pasalnya, Rahmanlah yang akan bekerjasama dengan para kepala dinas tersebut. Jika nanti tidak dilibatkan lalu ada ketidakcocokan, maka roda pemerintahan pun akan terganggu,” kata Anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Bogor Suprijanto, kemarin.

Menurut Suprijanto, pihaknya meminta Baperjakat agar menempatkan orang-orang profesional di Kabinet Rahman, yakni mereka yang menempati dinas tertentu, memang memiliki landasan pendidikan dan kemampuan di bidang tersebut. Jika hal ini dilakukan, maka proses pembangunan di Kabupaten Bogor akan berjalan secara maksimal.

“Baperjakat juga diminta profesional dalam penempatan orang-orang pada masing-masing dinas, memperhatikan kualitas dan kompetensi orang tersebut. Jangan sampai orang ekonomi dijadikan kepala Dinas Pendidikan. Akan lebih tepat jika orang pendidikan yang memimpin lembaga pendidikan,” kata Suprijanto.

Sementara itu, Bupati Bogor terpilih Rachmat Yasin (RY) yang ditemui Jurnal Bogor di kantor DPRD Kabupaten Bogor mengatakan, pihaknya akan proporsional dalam menempatkan para kepala dinas sesuai dengan bidang pendidikan dan kemampuannya. Dengan penempatan orang-orang yang sesuai bidang pendidikan dan kemampuannya, maka profesionalisme orang-orang yang memimpin dinas tersebut akan terlihat. “Kalau menempatkan seseorang secara tidak proporsional, maka orang tersebut tidak akan profesional.

Karena itulah, Rahman akan menempatkan orang-orang secara proporsional agar mereka bekerja profesional untuk melayani masyarakat Kabupaten Bogor,” kata RY.

Lebih lanjut RY mengatakan, dalam mengeluarkan kebijakan, pihaknya juga akan menjauhi hal-hal yang bersifat personal atau kedekatan pribadi. Semua yang bekerja dalam Kabinet Rahman adalah orang-orang profesional untuk membangun Kabupaten Bogor.

“Untuk itulah, Rahman membutuhkan sekda dan asisten yang tangguh dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada di Kabupaten Bogor. Demikian pula untuk para kepala dinas, mereka tidak boleh langsung melapor pada saya, namun pada sekda terlebih dahulu. Kalau mereka melapor pada saya, tidak akan saya tanggapi. Ini karena saya menghargai sekda yang memiliki peran sebagai perdana menteri,” kata RY.

(www.jurnalbogor.com)

Minggu, Desember 07, 2008

RY Siap Babat Pejabat Nakal

Terutama yang Berpihak saat Pilbup
RY Siap Babat Pejabat Nakal


CIBINONG - Pleno KPU hasil Pilbup Bogor putaran kedua resmi digelar kemarin. Pemenangnya? Tentu sudah bisa ditebak, yakni pasangan Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman). Pasangan itu unggul mutlak atas Nungki sareng Endang (Nu Sae) di 40 kecamatan Kabupaten Bogor.

Berdasarkan rekapitulasi akhir KPU Kabupaten Bogor, Rahman meraih suara 990.351 (63.48 persen). Sedangkan Nu Sae hanya memperoleh 569.718 suara (36,52 persen). Hasil pleno KPU tak jauh berbeda dengan hasil quick count Lingkar Survey Indonesia (LSI) pada 30 November atau tiga jam setelah pencoblosan yang menempatkan Rahman menang dengan 63,55 dan Nu Sae 36,45%. Pun demikian dengan real count Radar Bogor yang diumumkan per 1 Desember yang menempatkan Rahman memperoleh 64,24% dan Nu Sae 63,24 persen.

Rapat pleno dilaksanakan dalam penjagaan ketat pihak kepolisian. Ratusan personel polisi menjaga gedung Tegar Beriman mulai dari radius seratus meter. Pendukung Rahman terlihat memadati sebagian besar bangku yang disediakan untuk tamu. Di deretan bangku tamu tak satupun pendukung Nu Sae yang tampak. Nu Sae hanya diwakili dua saksi penghitungan suara.

Pelaksanaan penghitungan suara berjalan lancar. Setelah KPU Kabupaten Bogor membuka rapat, setiap ketua PPK membacakan hasil akhir suara di masing-masing kecamatan. Dari 40 kecamatan, suara pasangan Rahman selalu unggul. Bahkan keunggulannya rata-rata di atas 60 persen. Di beberapa kecamatan seperti Dramaga, suara Rahman unggul telak.

Setiap kali PPK menyebutkan angka perolehan suara, para pendukung Rahman langsung bersorak dan tepuk tangan. Suasana pembacaan hasil suara pun berlangsung lancar tanpa interupsi. Di semua kecamatan tidak ada satupun berkas keberatan dari masing-masing pasangan. Dan suara pasangan Rahman tidak pernah lebih kecil dari suara Nu Sae.

Setelah pembacaan setiap kecamatan selesai dan KPU Kabupaten Bogor merekapitulasi perolehan suara, saksi dari dua pasangan langsung diberikan waktu sanggah. Saksi dari Rahman menerima hasil rekapitulasi suara, sedangkan saksi pasangan Nu Sae meminta agar KPU Kabupaten Bogor membacakan ulang daftar berita acara bernomor 39 tentang Daftar Pemilih Tetap (DPT).

KPU Kabupaten Bogor kemudian membacakan apa yang diinginkan saksi Nu Sae. KPU Kabupaten Bogor membacakan kembali jumlah total DPT di Kabupaten Bogor, yakni 2.810.462 pemilih.

Namun kemudian, saksi Nu Sae langsung membuka permasalahan yang mereka temukan. “Kami menemukan di sebagian besar kecamatan ada perbedaan jumlah DPT dengan jumlah DPT yang dikeluarkan KPU Kabupaten Bogor,” kata salah satu saksi Nu Sae, Ariepudin. Dia mencontohkan jumlah DPT di Kecamatan Nanggung lebih besar dibandingkan DPT yang dikeluarkan KPU Kabupaten Bogor. Atas hal ini, saksi Nu Sae berkeberatan dengan hasil rekapitulasi suara.

Mendengar sanggahan ini, peserta rapat yang notabene adalah pendukung pasangan Rahman langsung bersorak. Mereka menganggap penjelasan Ariepudin tidak masuk akal.

KPU Kabupaten Bogor mengakui pada awalnya memang ada perbedaan jumlah DPT karena ada perbedaan teknis penghitungan. “Namun sudah bisa dikoreksi,” ujar anggota KPU Kabupaten Bogor Achmad Fauzi. Tapi tetap saja Ariepudin dan saksi Nu Sae lainnya Heri merasa keberatan dengan hasil suara yang telah direkapitulasi. Akhirnya, mereka melakukan walk out dan tidak menandatangani berita acara rekapitulasi dan juga tidak mau mengisi lembar keberatan.

“Jika tidak ada saksi yang mengisi form keberatan, berarti dianggap tidak ada keberatan. Dan kami tetap akan menetapkan pasangan Rahman sebagai pemenang,” kata anggota KPU Kabupaten Bogor Romli Eko Wahyudi.

Bagaimana jika pasangan Nu Sae mengajukan keberatan melalui jalur hukum? Eko menganggap hal itu biasa. “Silakan saja jika mereka mau mengupayakan secara hukum. Kami sudah melakukan rapat rekapitulasi sesuai dengan ketentuan Undang-undang,” kata Eko.

Selasa ini, KPU Kabupaten Bogor berencana memberikan hasil penghitungan suara akhir ke ketua DPRD Kabupaten Bogor. Selanjutnya, DPRD Kabupaten Bogor-lah yang berwenang menetapkan siapa pemenang dan yang berhak memimpin Kabupaten Bogor lima tahun ke depan. Jika tidak ada aral-merintang, pasangan Rahman dipastikan bisa memimpin Kabupaten Bogor di awal 2009.

Usai pleno KPU, bupati Bogor terpilih Rachmat Yasin (RY) bersama tim suksesnya langsung menggelar konfensi pers di DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kemarin. RY yang didampingi beberapa anggota DPRD Kabupaten Bogor bersama jajaran tim suksesnya menegaskan, setelah kemenangan resmi diumumkan, dia bertekad mewujudkan Kabupaten Bogor yang lebih baik.

“Bila tak ada dukungan dari stekholder dan masyarakat, kemenangan Rahman tak akan ada artinya. Saya mohon dukungan masyarakat agar lima tahun ke depan bisa memberi arti yang baik untuk Kabupaten Bogor,” kata RY.

Makanya, dia meminta media massa agar memberikan saran dan kritiknya kepada pemerintahannya ke depan. Karenanya, kehadiran media sangat diperlukan untuk transformasi informasi kepada masyarakat.

Dalam memimpin roda pemerintahan ke depan, RY berjanji akan melakukan reformasi birokrasi yang berorientasi kualitas. Yakni, melakukan rekonsiliasi dengan masyarakat, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) dan mempertajam kepekaan terhadap Kabupaten Bogor, terutama pada situasi yang cukup sulit dalam krisis keuangan global sekarang.

“Rekonsiliasi sangat jelas, misalnya konsolidasi, sharing dengan mereka dengan eks lima pasangan bupati. Kita tak akan maju bila tak bersatu. Makanya, slogan kita Bersatu Kita Maju,” jelasnya.

Ketika ditanya mengenai adanya beberapa pejabat Pemkab Bogor yang ketar-ketir karena bakal adanya mutasi besar-besaran, RY kembali mengingatkan reformasi birokrasinya akan berorientasi pada profesioalisme. “Saya bukan orang pedendam. Selama pejabat bersangkutan berkualitas, kenapa harus takut. Yang saya babat adalah pejabat-pejabat yang melakukan pelanggaran dalam Pilbup,” terangnya. Karenanya, RY meminta seluruh birokrat dan aparat pemerintah Kabupaten Bogor jangan pernah merasa takut bila mereka tak melakukan pelanggaran saat Pilbup.

Selanjutnya, ia berpesan kepada masyarakat agar mensyukuri apa yang telah diberikan Allah atas kemenangan yang diraih Rahman. “Boleh bersyukur tapi tak boleh berpesta. Kita menang tanpa mengalahkan orang lain, karena mereka adalah keluarga kita untuk melangkah bersama ke depan,” ujarnya.

Sedangkan juru bicara Rahman David Rizard Nugroho menegaskan, Rahman mempersembahkan kemenangan tersebut kepada masyarakat Kabupaten Bogor. Makanya tak perlu ada eoforia dan pesta kemenangan karena pekerjaan rumah (PR) Rahman sudah di depan mata. “Mari kita kawal dan wujudkan perubahan menuju masyarakat Bogor yang bertakwa dan berdaya menuju sejahtera,” tegasnya. 
(http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=MjMwMzg=&click=MjM2)

Sabtu, Desember 06, 2008

Rahman Kembali Menang Telak

Rahman Kembali Menang Telak

Cibinong Pasangan calon bupati Bogor yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Bogor Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman) menang telak atas pasangan Nungki sareng Endang Kosasih (Nusae) pada pencoblosan ulang di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 12 Kelurahan Sukahati, kemarin.

Pasangan Rahman berhasil meraih 218 suara sedangkan pasangan Nusae hanya meraih 20 suara, dan suara rusak alias blanko sebanyak 5 suara. Untuk hak pilihnya sendiri sebanyak 526, sehingga warga RT 03/07 Pajelaran Gunung Kelurahan Sukahati yang memilih golput sebanyak 283 orang.

Pencoblosan ulang di TPS 12 ini sendiri sebenarnya tidak merubah perolehan suara masing-masing pasangan calon bupati secara siginifikan. Pasangan Rahman yang diklaim oleh LSI meraih perolehan sekitar 63,55 persen suara, tetap unggul atas pasangan Nusae yang hanya mendapatkan 36,45 persen suara.

Meski tidak merubah hasil akhir pemenang putaran kedua pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Bogor, namun pencoblosan ulang ini mendapat perhatian yang sangat tinggi aparat pemerintah Kabupaten Bogor. Tidak hanya anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu) Kabupaten Bogor yang ikut memantau proses pencoblosan ulang tersebut, sejumlah masyarakat juga ikut menyaksikan pencoblosan ulang ini. Masyarakat yang awam terhadap aturan ini, merasa heran dengan dilakukannya pencoblosan ulang yang hanya dilakukan pada satu TPS saja.

Untuk menjaga keamanan selama proses pencoblosan ulang di TPS 12 RT 03/07 Pajeleran Gunung Kelurahan Sukahati ini, petugas dari Polsek Cibinong dan Polres Bogor mengawalnya secara ketat. Di sejumlah titik pertigaan kampung, sejumlah polisi terlihat berjaga-jaga. Bahkan, Kapolsek Cibinong AKP Ramses Sianipar juga ikut memantau secara langsung proses pencoblosan ulang ini.

Sementara itu, proses pencoblosan ulang ini dimulai sekitar pukul 07:00 wib, sama seperti yang dilakukan pada putaran pertama dan kedua pilkada Kabupaten Bogor. Agar masyarakat bisa mendatangi TPS untuk menyalurkan hak pilihnya, panitia melalui pengeras suara meminta kepada masyarakat yang memiliki hak pilih untuk menyalurkan suaranya. Hasilnya, dari 526 hak pilih, sekitar 243 warga RT 03/7 Kelurahan Sukahati ini menyalurkan hak pilihnya.

“Pencoblosan ulang ini sengaja kita lakukan hanya di TPS 12. Kita memutuskan, bahwa di TPS 09 tidak perlu dilakukan pencoblosan ulang. Kita tidak mau menghilangkan hak demokrasi warga yang telah mencoblos di TPS 09,” kata Ketua Divisi Teknis KPU Kabupaten Bogor Eko Romli.

(www.jurnalbogor.com)

Terima Kasih kepada seluruh warga Bogor, Semoga kami dapat mengemban amanah Rakyat

Terima Kasih kepada seluruh warga Bogor, Semoga kami (Rahmat Yasin dan Karyawan Fathurachman) dapat mengemban amanah Rakyat


Kehidupan dapat kita ibaratkan ibarat roda yang menggelinding dan akan terus berputar sampai akhir hayat. Demikian pula halnya dengan pemerintahan, Sang arsitek Maha Agung telah mengatur melalui siklus supra dan supernatural dimana tidak ada kekuatan lain yang mampu mencegah atau menghambatnya, yang dalam keseharian fenomena ini kita sebut sebagai rotasi, perubahan, pergantian, atau penggiliran.

Kemenangan RAHMAN dalam pilkada Kabupaten Bogor bukanlah karena kehebatan Rahmat Yasin dan Karyawan Fathurachman melainkan telah digariskan dalam takdir Ilahi, dimana kita semua baik yang dipilih maupun yang memilih hanya bersyariat untuk berada dalam sistem tersebut dengan membaca dan mengenali serta menterjemahkan gejala perubahan dimaksud.

Kami hanya dapat menghaturkan terima kasih kepada seluruh warga bogor, semoga kami (Rahmat Yasin dan Karyawan Fathurachman) dapat mengemban amanah untuk menjalani babak baru ini dalam ridhoNya dalam mewujudkan semua harapan dan keinginan kita bersama memakmurkan warga bogor. Amin.

MERDEKA!!!

Catatan Harian
www.wawankusnun.blogspot.com
http://profiles.friendster.com/wawankusnun

Jumat, Desember 05, 2008

PPP-PDIP Bidik Lumbung Golkar

PPP-PDIP Bidik Lumbung Golkar

Bogor-Pertempuran di ajang Pilbup Bogor baru saja usai. Namun, pertempuran babak baru segera dimulai jelang Pemilihan Legislatif. Caleg-caleg andalan dari parpol besar kembali berjibaku memperebutkan suara terbanyak untuk menjadi wakil rakyat.

Hal ini juga berlaku di Daerah Pemilihan (Dapil) VI yang selama ini dikenal sebagai lumbung suara Partai Golkar. Mengacu pada hasil Pileg 2004, mayoritas kecamatan yang masuk di dapil ini dikuasai mutlak oleh Golkar. Namun, itu cerita empat tahun yang lalu. Tahun depan ceritanya bisa lain jika partai berlambang pohon beringin ini tidak segera merapatkan barisan dan menyelesaikan masalah internal partai.

Seperti diberitakan Jurnal Bogor, kemarin, sejumlah pengurus kecamatan (PK) Golkar melontarkan mosi tidak percaya pada Ketua DPD Partai Golkar, H. Fitri Putra Nugraha alias Nungki. Salah satu penyebabnya, karena secara mendadak –tiga hari jelang pencoblosan—semua saksi di 7.019 TPS yang semula kader golkar, semuanya diganti oleh saksi dari PKS. Inilah yang ditengarai membuat kader militan Golkar sakit hati.

Jika tidak segera dibenahi, Dapil VI akan menjadi makanan empuk bagi politisi dari PPP dan PDIP yang baru saja sukses mengantarkan jago mereka, pasangan Rachmat Yasin-karyawan Fathurachman (Rahman) memenangkan Pilbup Bogor. Sebab, tidak menutup kemungkinan suara kader dan simpatisan Golkar akan dialihkan ke parpol lain, termasuk parpol-parpol baru yang dibidani oleh mantan tokoh Golkar, sebut saja Hanura dan Gerindra yang makin gencar melakukan konsolidasi di Bogor.

Lantas, siapa jago PPP dan PDIP di Dapil VI? PPP menempatkan new comer Rifdian Suryadharma di nomor urut satu. Meski pendatang baru, karakter mantan aktivis buruh ini dianggap cocok untuk meladeni ketangguhan dan nama besar caleg-caleg muka lama sarat pengalaman dari parpol lainnnya di dapil ini, sebut saja Hj Ratu Nailamuna, nomor urut dua dari Golkar, dan Wawan Risdiawan caleg nomor urut satu PDIP untuk Dapil VI.

”Saya diperintahkan Ketua DPC PPP untuk berjuang di Dapil VI. Tidak mudah memang, karena banyak banyak caleg berpengalaman. Namun, saya tidak surut untuk melangkah. Pendekatan langsung ke masyarakat membuat saya optimis meraih hasil maksimal,” ujarnya kepada Jurnal Bogor di Cibinong, kemarin.

Di dapil yang menyediakan 8 kursi ini, rivalitas caleg antar-parpol bakal sengit. Rifdian sendiri memprediksi harus bekerja keras dan memanaskan mesin partai sejak dini untuk bisa berjaya di dapil ini. Tanpa bermaksud meremehkan caleg lain, secara khusus, Rifdian menyebut nama Wanli sapaan akrab Wawan Risdiawan dan Hj Ratu Nailamuna alias Teh Tatu sebagai pesaing serius. “Jam terbang tinggi, dan sudah dikenal. Punya massa pemilih tradisional yang cukup banyak. Tapi, sekali lagi. Saya tidak gentar. Pengalaman menggalang jaringan semasa Pilbup jadi modal berharga bagi saya,” ujarnya.

Untungnya, lanjutnya Rifdian, Tatu ada di nomor urut dua. Sedangkan caleg nomor satu Golkar di dapil ini, yaitu Hidayat Royani, menurut Rifdian belum lah memiliki massa sebanyak Tatu dan Wanli.

Karena itu, di dapil yang meliputi kecamatan Gunungsindur, Ciseeng, Parungpanjang, Bojonggede, Kemang, Rancabungur, dan Tajurhalang, Rifdian bakal rajin menyambangi masyarakat. ”Momentum kemenangan Rahman tidak boleh lewat. Tidak ada waktu untuk berleha-leha. Saya harus segera membangun jaringan akar rumput yang solid, dan untuk itu saya harus datang ke semua wilayah,” jelasnya.
(www.jurnalbogor.com)

Selasa, Desember 02, 2008

Kenapa Rachmat Yasin Bisa Menang?

Kenapa Rachmat Yasin Bisa Menang? 
Pagi di Jonggol, Sore Sudah di Nanggung 


KONSISTEN bersikap dan fokus pada hasil menjadi kunci utama kesuksesan Rachmat Yasin (RY) merebut suara tertinggi dalam pemilihan bupati (Pilbup). Selama tiga tahun RY menyiapkan diri untuk berlaga dalam Pilbup. Selama itu pula dia fokus menjaga emosi, strategi politik adiluhung dan tanpa lelah berkeliling Kabupaten Bogor. 

Hasrat politik RY sudah muncul selepas lulus SMAN 1 Kota Bogor. Karena itu, dia memilih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Nasional Jakarta. Di kampus itu, RY mengenal dunia politik dan organisasi dengan menjadi anggota Badan Perwakilan Mahasiswa Fisip.

Saat remaja, RY yang tumbuh dalam tradisi Nahdlatul Ulama (NU) terpilih sebagai ketua Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kabupaten Bogor. Kiprahnya di dunia organisasi kepemudaan makin lempang saat beliau dipercaya sebagai pengurus DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bogor pada 1982-1991.

RY lantas masuk Gedung DPRD sebagai anggota dewan pada 1997-1999. Periode berikutnya (1999-2004) RY terpilih lagi. Pada periode tersebut insting politik kader PPP itu mulai tajam, sehingga terpilih menjadi ketua Komisi C dan ketua panitia anggaran. Langkahnya di gedung dewan semakin mantap. Terbukti periode selanjutnya dia terpilih sebagai ketua DPRD Kabupaten Bogor.

Setelah dua tahun duduk di puncak politik legislatif, munculah niat untuk duduk kursi kekuasaan. Secara perlahan, putra kedua dari sembilan bersaudara pasangan (alm) HM Yasin–Hj Nuryati itu terus memoles langkah politiknya menuju kursi bupati. Dia berkeliling dari satu kecamatan ke kecamatan lain di Kabupaten Bogor untuk membangun citra.

Suami Hj Eli Halimah itu terus membangun karakter dengan menyentuh semua lapisan masyarakat. Dia bersilaturahmi dengan siapa saja dan mau merangkul orang tanpa pandang umur. "Setiap kali saya kampanye, anak kecil saja berlari sambil menyebut nama saya. Kalau anak kecil saja sudah tahu, orangtuanya pasti mengetahui saya," cerita Rachmat saat berkunjung ke Radar Bogor dini hari kemarin.

Di ‘rumah politiknya’ PPP, dia juga mengatur langkah. Setelah menjabat sebagai sekretaris DPC Kabupaten Bogor dua periode, RY melenggang menjadi ketua DPC PPP Kabupaten Bogor pada Muscab ke-IV di Dramaga Kabupaten Bogor pada 2003. Kali kedua di Musyawarah Cabang (Muscab) ke-V di Cipayung Puncak, dia juga terpilih secara aklamasi sebagai ketua DPC PPP Kabupaten Bogor periode 2006-2011. Dalam Muscab tersebut, lahirlah salah satu rekomendasi Muscab agar DPC PPP Kabupaten Bogor mengusung RY sebagai calon bupati Bogor periode 2008-2013.

Sejak itulah, RY mulai menciptakan peta politik Pilbup Bogor. Menuju puncak kekuasaan itu, dia selalu berpikir keras dan cerdas untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan masyarakat Kabupaten Bogor. Termasuk mengelola perilaku konstituen dan perilaku politik Kabupaten Bogor. Dia juga mengoptimalkan proses kampanye, segmentasi, targeting dan positioning. Dia tak tanggung-tanggung dalam membangun citra, sehingga meladeni semua bentuk promosi, termasuk yang konvensional. Tentu saja dia juga terus konsisten mencitrakan dirinya sebagai 'orang paling bersahabat' di Kabupaten Bogor hingga putaran kedua Pilbup.

Di kalangan tim suksesnya, RY yang bersanding dengan Karyawan Faturachman tak pernah lelah menelusuri setiap jengkal tanah Kabupaten Bogor. Pagi masih di Kecamatan Jonggol, sorenya sudah di Nanggung. Lantas besoknya ada di Rumpin, lima jam kemudian nongkrong di kawasan Puncak. Itu terus-menerus dilakukannya, sehingga 400 desa/kelurahan di Kabupaten Bogor sudah disinggahinya.

"Wih... Luar biasa mengikuti RY. Energinya harus kuat kalau mau mengikuti langkah dia," kata David Rizar Nugroho yang menjadi juru bicara pasangan Rahman selama kampanye.

RY sendiri mengakui hari-harinya selalu penuh dengan silaturahmi. Jalan becek, tanah licin hingga lumpur sawah dijejakinya. Dia mengaku selalu membuka rumahnya di Jalan Dramaga Tanjakan 24 jam untuk siapa saja tanpa kontrol ketat. Istrinya pun tak pernah risih dengan hilir-mudik oranglain di rumahnya.

Dia juga tak memberi sekat khusus dengan pencari berita. Setiap pertanyaan wartawan, dijawabnya secara diplomatis. Setiap permintaan wawancara selalu disanggupinya, meskipun tengah malam.

Berapa uang yang dihabiskan untuk kampanye Rachmat? Banyak yang memperkirakan, langkah RY menuju kursi bupati telah menghabiskan Rp30 miliar. Ke mana saja dana itu dihabiskan? Untuk apa saja?

Pengamatan di lapangan, Rachmat paling banyak menebar suvenir dan reklame. Dia mencetak suvenir dengan wajahnya di gelas, pin, kalender hingga kerudung. Di hampir tempat strategis di setiap kecamatan, fotonya juga banyak terpasang dalam reklame kecil hingga raksasa.

Rahman juga diperkirakan paling banyak membelanjakan anggaran untuk iklan di media cetak serta elektronik ketimbang pasangan lainnya. Rahman setidaknya membayar minimal Rp250 juta untuk iklan di tiga media lokal, satu televisi lokal, satu televisi nasional, termasuk radio di Bogor. Itu belum termasuk belanja politik, ongkos lobi, transportasi kader dan logistik lainnya.

Namun, David sebagai juru bicara buru-buru membantahnya bahwa Rahman telah mengeluarkan uang sebesar itu. Menurut dia, pada putaran pertama pasangan Rahman hanya menghabiskan Rp1 miliar lebih. Sedangkan putaran kedua menghabiskan Rp360 juta. "Suvenir itu berasal dari sumbangan banyak orang. Reklame juga begitu," kata David.

Khusus putaran dua, uang sebesar itu dikeluarkan untuk ongkos saksi pada hari H pencoblosan 30 November lalu. "Sebenarnya saksi itu tidak dibayar. Tapi, kami harus memperhatikan itu untuk sekadar uang bensin," terang David.

Selain kuatnya karakter dan konsistennya sikap RY menuju kursi bupati, banyak tokoh penting yang berperan besar di baliknya. Selain dukungan moril kuat sebagian pejabat dan kepala desa Kabupaten Bogor, setidaknya ada tujuh nama di belakang layar pasangan Rahman, diluar solidnya PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.

Mereka adalah Teuku Hanibal, ketua Fraksi PPP DPRD Kabupaten Bogor. Dia juga sebagai ketua tim sukses. Kemudian Wawan Risdiawan sebagai sekretaris tim sukses yang juga ketua Komisi C DPRD Kabupaten Bogor dari PDI Perjuangan Kabupaten Bogor.

H Rudi Ferdinand juga disebut-sebut sebagai tokoh kunci dalam mendorong kendaraan politik Rachmat Yasin. Dia disebut-sebut sebagai penyokong dana utama untuk bensin kampanye Rachmat. Pria yang kerap disapa Rudi Bule itu adalah seorang pengusaha, sedangkan di organisasi tim sukses duduk sebagai bendahara.

Nama lainnya adalah Rifdian Suryadarma. Dia merupakan ketua Koalisi Buruh Bogor yang juga duduk sebagai direktur Kampanye Pasangan Rahman. Tokoh lainnya adalah Zaenul Mutaqien yang juga seorang profesionl muda merangkap sebagai direktur logistik.

Kemudian KH Nu’man Istikhori sebagai guru spiritual RY. Tokoh ulama ini banyak berperan memberikan pendidikan emosi selama berkampanye. Setelah itu ada Abidin Said. Tokoh Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bogor itu adalah direktur RY Center yang turut mencitrakan Rachmat pada 1 Juni 2007.

RY Center merupakan kumpulan relawan-relawan yang membantu pencitraan Rahmat Yasin. RY Center juga merupakan pusat pertemuan Rahmat Yasin dengan publik, akademisi, pengamat, tokoh masyarakat, media serta pimpinan orpol dan ormas.

Di kalangan profesi wartawan, nama David Rizar Nugroho juga dianggap sebagai sosok kuat yang bisa mengkomunikasikan keinginan media massa terhadap RY. Selama putaran pertama, dosen Unpak dan IPB itu mampu menjembatani model kerja wartawan sehingga mampu mendapatkan informasi aktual dari segala aktivitas Rachmat. 
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3OTI=&click=MTcw)

Janji Terus Kontrol Kabinet Rahman

Janji Terus Kontrol Kabinet Rahman
Nu Sae Siap Jadi Oposisi 


BOGOR - Kekalahan yang dialami Nu Sae dari Rahman tak membuat kubu yang diusung Partai Golkar itu meradang. Mereka segera mengevaluasi kinerja tim selama Pilbup berlangsung.

Humas Nu Sae Hidayat Royani mengatakan, pihaknya bersama partai pendukung lainnya akan melakukan evaluasi. Gejolak Pilkada menjadi bukti untuk melihat kelemahan yang dijalankan masing-masing pendukung. "Secara ikatan ideologi, tidak ada yang salah dengan keputusan mengusung Fitri Putra Nugraha (Nungki) dan Endang Kosasih. Karena itu sudah menjadi keputusan bersama," tegas Hidayat kepada Radar Bogor, tadi malam.

Hidayat menjelaskan, sifat pragmatis dari titik kelemahan dalam sosialisasi pasangan Golkar itulah yang akan menjadi gambaran. Artinya, evaluasi nanti bukan berarti harus mencari-cari kesalahan pihak lain ataupun mengkambinghitamkan seseorang. Yang akan dilakukan, bagaimana visi misi Nu Sae yakni mementingkan perubahan dan perbaikan ke arah lebih baik bisa dilaksanakan bupati mendatang. “Kami akan lakukan evaluasi, terutama belajar dari kekalahan guna mengontrol pemerintahan Rahman ke depan,” katanya.

Lalu bagaimana tanggapan Nu Sae atas keunggulan yang diraih Rahman? Hidayat Royani menuturkan, kemenangan Rahman telah membuktikan secara umum dalam Pilkada di Indonesia peran partai politik tidak terlalu dominan. Justru peran figur baik secara tingkat popularitas dan elektabilitas dapat menentukan kemenangan calon. Selain itu, peran kemampuan ekonomi dan kekuatan tim sukses juga menjadi penentu kemenangan.

Kendati Golkar kalah dalam Pilkada, bukan berarti dalam pemilihan legislatif (Pileg) partainya akan menyerah. Melainkan berusaha menempatkan sebanyak mungkin kader Golkar di legislatif.

"Nantinya diharapkan dapat berperan sebagai kekuatan oposisi kritis dan konstruktif. Alasan menjadi opisisi bukanlah upaya politik balas dendam, melainkan berusaha mempunyai peran guna mengontrol pemerintahan Rahman agar tidak sewenang-wenang dan korupsi," papar Hidayat.Pihaknya juga berharap pemerintahan Rahman ke depan amanah dengan mengedepankan kepentingan rakyat Kabupaten Bogor dan bukan kepentingan kelompok maupun partainya.

“Secara pribadi saya sudah mengucapkan selamat kepada Rahman,” tuturnya.


Camat Mulai Merapat

Sementara di tengah spekulasi Rachmat Yasin (RY) akan merombak jajaran birokrasi Pemda Kabupaten Bogor pasca pelantikan nanti, kemarin sejumlah camat mulai merapat ke Rahman. Meski begitu belum tampak adanya para kepala dinas.

Di samping para kolega, rekan bisnis, sanak saudara dan sejumlah birokrat juga terus membanjiri rumah Rachmat Yasin di Dramaga. Sejak pagi, RY tak henti-hentinya menerima tamu yang mengucapkan selamat dan sukses atas keunggulan suaranya dalam Pilbup putaran kedua.

Di pelataran belakang rumah, ratusan simpatisan berkumpul. Ditemani kawan setianya, Rudi Ferdian, RY terus berjabat tangan dengan tamu yang berdatangan.

RY juga tampak berbincang serius mengenai rencana kepemimpinannya bila sudah dilantik menjadi bupati Kabupaten Bogor. Dia membutuhkan orang-orang yang bisa diandalkan untuk membawa perubahan bagi Kabupaten Bogor ke depan. “Saya butuh mereka yang bisa diandalkan,” katanya saat diskusi kecil dengan para tamu.

Juru Bicara Rahman David Rizar Nugroho mengatakan, seharian kemarin RY tidak melakukan kegiatan apa pun dan hanya berdiam diri di rumah menerima para tamu yang berdatangan mengucapkan selamat. Tamu-tamu yang datang mulai dari kades, camat, ulama dan rengrengan serta tim sukses dari berbagai daerah di Kabupaten Bogor.

Menurut David, RY akan tetap menghormati keputusan akhir KPU Kabupaten Bogor, meski perkembangan suara terus dipantau dan tidak jauh berbeda dengan hasil real count media. “RY tetap akan menghormati penghitungan akhir oleh KPU, meski hasil pemantau kami perkembangan hasil itu tidak berbeda jauh,” ujarnya.

Mandat yang diterima RY, kata David, sangat kuat untuk kepemimpinan baru dan langsung bekerja menyelesaikan berbagai persoalan di Kabupaten Bogor. Yakni bagaimana Rahman membangun Kabupaten Bogor dengan visi dan misi yang baru.

Sedikitnya 23 kecamatan sudah merampungkan pleno suara pemilihan bupati Bogor, kemarin. Suara yang masuk dari 23 kecamatan itu sebanyak 921.759 yang dimenangkan Rahman sebanyak 64,13% 
dan pasangan Nu Sae 35,87%.

Hasil pleno 23 kecamatan itu, pasangan Rahman menang besar di Dramaga dengan 82,65%. 
Sedangkan Nu Sae hanya merebut 17,35%. Suara terbesar kedua Rahman ada di Jasinga dengan 70,72 persen. Sedangkan Nu Sae hanya mendapatkan 29,28%. Padahal di kecamatan pada putaran pertama yang unggul adalah pasangan Djurus dengan posisi kedua Rahman.

Di 23 kecamatan itu juga, keunggulan tipis Rahman hanya di Sukamakmur. Di sana dia merebut 50,50% dan Nu Sae 49,50%. Selebihnya, Rahman unggul besar di atas 60%.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3NzA=&click=MjM3)

Senin, Desember 01, 2008

Nu Sae Akui Kemenangan Rahman

Nu Sae Akui Kemenangan Rahman

CIBINONG – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bogor belum mengeluarkan pengumuman resmi hasil perolehan suara Pilbup putaran kedua, namun tim Nu Sae melalui juru bicaranya Hidayat Royani lebih awal mengakui keunggulan pasangan Rahman ketika penghitungan perolehan suara masih berlangsung, kemarin.

Pernyataan Hidayat dilontarkan setelah melihat data perolehan suara sementara yang dikeluarkan PKS, parpol yang empat hari menjelang Pilbup putaran kedua menyatakan dukungannya secara resmi kepada Nu Sae. 

“Dari hasil penghitungan suara sementara, kami mengakui kemenangan Rahman,” ujar Hidayat sedikit lesu menjawab dan bernada kecewa ketika dihubungi Radar Bogor melalui ponselnya. 

Hidayat secara gentle (ksatria) juga mengakui langkah tim Rahman secara teknis lebih unggul serta didukung kekuatan sumber dana yang memadai. Namun, Hidayat sedikit kecewa terhadap kemenangan telak pasangan Rahman. Ia mengaku menerima laporan dari beberapa kecamatan tentang praktik money politic (politik uang) yang dilakukan Rahman. Dirinya meminta agar aparat yang berwenang, yakni Panwas dan aparat kepolisian, segera memproses secara hukum. 

Hidayat sangat menghendaki hukum harus ditegakkan sebagai bagian dari proses pendidikan politik, sehingga ke depan praktik seperti itu tidak terjadi lagi. 

Terlepas dari cara apapun yang digunakan tim Rahman, Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Bogor ini tetap memuji kemenangan rival Nu Sae itu. “Yang pasti, Allah telah menentukan keputusannya memenangkan Rahman untuk memimpin Kabupaten Bogor lima tahun ke depan,” katanya pasrah.

Sementara itu, calon bupati Fitri Putra Nugraha (Nungki) usai penghitungan perolehan suara di TPS, ketika berusaha dikonfirmasi sudah sulit dihubungi. Nada dering di handphone-nya terdengar aktif tapi tak kunjung ada jawaban. Pesan pendek (SMS) pun tidak pernah dibalas.

Beberapa orang terdekat Nungki yang sempat dihubungi Radar Bogor pun mengaku tidak bisa menghubungi calon orang nomor satu di Kabupaten Bogor itu. Hidayat juga tak menampik kalau sempat berusaha berkomunikasi dengan Nungki tapi susah dihubungi. Salah satu orang terdekatnya pun demikian ketika Radar Bogor ingin mengetahui keberadaan Nungki. 

Masih penasaran terhadap keberadaan Nungki, Radar Bogor menyempatkan diri mendatangi tiga rumah yang sering disinggahinya. Rumah pertama yakni rumah dua tingkat di Perumahan Puri Nirwana. Di rumah itu tampak kosong karena tak ada orang yang menungguinya. 

Pagarnya tertutup dan lampu kamar atas saja yang menyala. Hanya teronggok satu poster besar bergambar Nungki dan calon wakil bupati Endang Kosasih dengan latar belakang warna kuning yang tertempel di pintu parkir rumah.

Rumah berikutnya di Perumahan Bumi Sentosa di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong. Rumah yang tergolong masih baru ini merupakan salah satu tempat beristirahat calon wakil bupati Endang Kosasih. Namun, di rumah ini pun terlihat lengang. Pintu rumah tertutup dan tidak ada tanda orang berada di dalamnya.

Rumah terakhir yang Radar Bogor datangi yakni di Perumahan Mutiara Sentul. Di rumah bergaya minimalis ini terlihat orang-orang yang selalu ikut saat pasangan Nu Sae berkampanye. Namun, ketika Radar Bogor menanyakan keberadaan Nungki, mereka semua menggeleng. 

“Tadi sih Nungki sempat ke sini, tapi tidak lama langsung pergi entah ke mana,” ujar seorang di antara mereka yang tinggal di rumah tersebut.
Sebelumnya, saat Nungki menyalurkan hak pilihnya di TPS 01 Kampung Banceuy Desa Babakanmadang Kecamatan Babakanmadang, ia berjanji akan mendatangi kantor DPD Partai Golkar sekitar pukul 15:00 WIB untuk bersama-sama melihat hasil penghitungan suara. 

Namun, hingga pukul 16:00 WIB Nungki tak kunjung tiba. Kantor DPD Partai Golkar pun lengang. Tidak banyak yang datang ke kantor berwarna kuning ini.
Menanggapi hal ini, Hidayat yakin Nungki dan Endang Kosasih secara mental telah siap menerima konsekuensi dari proses demokrasi ini. Demikian juga tim sukses dan masyarakat yang mendukung Nu Sae. 

“Yang terpenting setelah proses ini seluruh masyarakat Kabupaten Bogor yang semula berbeda pilihan dapat berasimilasi kembali untuk menjaga kedamaian di tengah masyarakat,” harap Hidayat.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3MTk=&click=MzM4)

Menang Besar di Semua Kecamatan, Rahman Ruarrr Biasa..!

Menang Besar di Semua Kecamatan
Rahman Ruarrr Biasa..!

BOGOR – Rachmat Yasin-Karyawan Faturachman (Rahman) memang ruarr biasa (baca luar biasa). Pasangan bernomor urut 5 ini menang besar alias unggul mutlak atas pasangan Nungki sareng Endang Kosasih (Nu Sae) pada Pilbup putaran kedua, kemarin. Rahman menang telak hampir di semua kecamatan se-Kabupaten Bogor. 

Berdasarkan data sementara hasil quick count (penghitungan cepat) Lingkaran Survei Indonesia (LSI), perolehan suara Rahman mencapai 63,55%, sedangkan Nu Sae 36,45 % dengan partisipasi pemilih 54,48 % dan golput 45,52%. Quick count tim Rahman juga memperlihatkan hasil yang hampir sama, di mana Rahman mengumpulkan suara 892.936 (64.40%) dan Nu Sae 493.623 (35.60%). Total suara yang masuk hingga pukul 23:00 WIB sudah 90 persen.

Keunggulan Rahman juga tampak dari real count versi Radar Bogor. Rahman menyapu bersih perolehan suara 40 kecamatan di Kabupaten Bogor. Di semua kecamatan, pasangan ini menang di atas 52 persen. Di kecamatan Dramaga, Rahman menang luar biasa dengan 82,68 persen. 
 
Bagaimana dengan real count KPU Kabupaten Bogor dan tim Nu Sae? Hingga tadi malam, baik KPU maupun Nu Sae, keduanya tidak mengeluarkan data penghitungan sementara.

Nu Sae beralasan, data perolehan suara sementara hanya untuk kalangan internal dan belum bisa dipublikasikan. Sedangkan KPU jauh-jauh hari sudah mengumumkan tak akan mengeluarkan data penghitungan sementara sebelum pleno dilangsungkan.

Ya, keunggulan Rahman di atas 60 persen tersebut memang di luar dugaan. Sebelumnya, para pengamat politik memperkirakan pertarungan Rahman dengan Nu Sae bakal ketat. Prediksi itu wajar, mengingat Nu Sae yang beberapa hari sebelum pencoblosan melakukan koalisi dengan PKS, Partai Demokrat dan dukungan IKBC.  

Tapi kenyataannya justru Rahman unggul. Koalisi Rakyat yang digalang Rahman sukses menjaring dukungan lebih luas. Selain itu, faktor kepopuleran Rahman juga terus mendongkrak tim Rahman.

Lalu, bagaimana reaksi Rachmat Yasin (RY) dan Karyawan Faturachman (KF)? Mereka menganggap keunggulan tersebut ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi ada kegembiraan dan di sisi lain merupakan konsekuensi untuk memberikan harapan baru kepada masyarakat Kabupaten Bogor. 

“Inalillahi wainna illaihi rojiun. Ini adalah tanggung jawab besar yang harus kami perjuangkan karena merupakan amanah masyarakat Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor harus lebih baik dan maju,” tegas RY yang didampingi wakilnya Karyawan Faturahman dan Wawan Risdiawan saat konferensi pers di kediaman RY di Dramaga, kemarin.

Mantan Ketua DPRD Kabupaten Bogor ini mengatakan, setelah hasil unggul sementara yang diraihnya, RY-KF akan segera bersilaturahmi kepada rivalnya Nu Sae. “Kami akan segera bersilaturahmi ke Nu Sae,” kata RY.

RY juga berjanji menganut pemerintahan yang akomodatif dan terbuka. Artinya, pemerintahan yang dipimpinnya nanti akan merangkul semua kalangan. Selebihnya, RY juga berterima kasih atas dukungan masyarakat dan sejumlah parpol serta ormas yang sudah bergabung mendukung Rahman.

Hal senada diungkapkan KF. Pria yang akrab dipanggil Wawan itu juga menyampaikan terima kasih atas dukungan masyarakat. “Bagi kami ini hanya masalah jabatan, tapi kita tetap sama. Duduk sama rendah berdiri sama tinggi,” ujarnya.

Wawan juga mewanti-wanti timnya agar tetap mengawal keunggulan perolehan yang telah diraih Rahman pada putaran kedua. “Kita jangan lagi lalai dan lengah. Pengalaman putaran pertama kita lalai dan lengah. Jadi, mari sama-sama kita kawal keunggulan perolehan suara ini,” ujarnya.

Bagaimana bila KPU punya data berbeda? Rahman menegaskan, data yang dimilikinya diserta dengan para saksi. Keunggulan perolehan sementara tersebut, tegas RY, merupakan kemenangan rakyat. “Kita menang di 37 kecamatan dan kita punya data serta saksi. Silakan berbeda pendapat, tapi tetap kami dong yang dilantik,” paparnya.

Sementara sejumlah pendukungnya berteriak akan bergerak bila KPU mengeluarkan angka yang berbeda dengan hasil perolehan sementara. “Kita akan bergerak,” teriak seorang pendukung Rahman saat konferensi pers.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3MTY=&click=NzIx)

Wawancara Eksklusif dengan Rachmat Yasin

Wawancara Eksklusif dengan Rachmat Yasin
Berangkat dari Nol Kilometer


Unggul sementara berdasarkan hasil real count Radar Bogor tidak membuat Rachmat Yasin besar kepala. Setelah menerima banyak ucapan selamat dari berbagai pihak, dia bersiap menjalankan program pembangunan Kabupaten Bogor seperti yang digembar-gembornya saat kampanye. Apa saja langkah strategisnya? Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Rachmat Yasin saat mengunjungi redaksi Radar Bogor pukul 00:00 WIB dini hari tadi. 

  
Selamat, Anda unggul sementara di hampir semua kecamatan. Faktor apa saja yang menentukan kemenangan pasangan Rahman?

Terima kasih. Begini, masyarakat ada yang kecewa karena Pilbup harus diulang. Itulah sebabnya ada masyarakat simpati pada saya. 

Kemudian, ada kesan Rachmat Yasin itu dikeroyok. Ini yang utama. Saya juga melihat, masyarakat Indonesia lebih suka hal-hal yang melo atau yang sedih-sedih. Nah, sudah kemenangan digagalkan, ya dikeroyok juga. Akhirnya, 40 kecamatan kita babat. 

Selain itu, faktor popularitas ada pengaruhnya. Sudah sejak tiga tahun saya turun ke masyarakat.  

 
Adakah perubahan yang mendasar dalam sistem birokrasi dan pemerintahan? Apakah Anda sudah menyiapkan kabinet baru? 

Saya jadi bupati atau tidak juga pasti ada perombakan. Kenapa? Karena PP No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah sudah mengisyarakatkan ada reorganisasi. Nah, sekarang kan ada SKPD yang baru sesuai Perda No 11 Tahun 2008. 

Ketika perda itu akan digunakan dan kemungkinan saya menjadi bupatinya, ya tetap baru perangkatnya itu. Ya, saya berangkatnya dari nol kilometer. (wawancara disambut gelak tawa di ruang redaksi Radar Bogor)

Apakah semua camat atau kepala dinas akan diganti? 

(Rachmat hanya tersenyum). 

 
Bagaimana dengan munculnya krisis global belakangan ini. Apa pengaruhnya bagi Kabupaten Bogor?

Krisis global ini harus kita perhatikan. Sebab, krisis sekarang lebih parah dari krisis sepuluh tahun lalu. Kalau 1998, krisis terjadi di bawah. Sekarang dibalik, krisisnya di atas dan kita terkena imbasnya. 

Lalu, apa antisipasinya karena sekarang angka pengangguran di Kabupaten Bogor semakin banyak?

Ya, kita gunakan konsep empowering (pemberdayaan). Untuk Kabupaten Bogor, sebetulnya kita punya potensi memberdayakan masyarakat dengan konsep ekonomi tradisional. Materi itu barter, sebab suplai (pasokan) dan demand (permintaan) terkadang tidak berimbang.
 
Logikanya begini, di Bogor Barat banyak potensi pertanian. Tapi, kenapa produknya dijual ke Pasar TU (Pasar Induk Kemang, red). Kenapa harus begitu? Kenapa tidak dijual di wilayah Bogor Barat saja. Produknya berasal dari masyarakat dan hasilnya dinikmati juga oleh masyarakat setempat. Jadi, ekonomi konvensional juga akan kita gunakan untuk mengatasi krisis global.


Bagaimana mengelola dana APBD yang mencapai Rp1,9 triliun agar bisa optimal?

Kalau dilihat dari kacamata ekonomi, APBD itu kan adalah modal awal. Kalau kita menggunakan prinsip ekonomi, kita tidak perlu menggunakan modal awal itu, tapi bagaimana kita menggunakan magnet agar bisa menarik uang dari luar. 

Hanya saja kelemahannya, kita tidak pernah mengembangkan komoditi ekonomi untuk jadi nilai jual yang bagus dan menguntungkan. Makanya, kita akan mengembangkan ekonomi berbasis pasar. 

Gambarannya begini, kenapa setiap musim hujan Jakarta selalu banjir padahal kita yang hujan. Air mengalir ke Jakarta, tapi kita tidak pernah memikirkan tempat pembuangannya bagaimana. Kita ingin sharing bagaimana menangani itu.

Sebenarnya air yang menuju Jakarta mengalir melalui sembilan sungai. Nah, aliran sungai ini terhambat oleh sampah, aliran yang menyempit karena mal dan lain-lain. Sebenarnya ini bisa diatasi, bagaimana? Sumber sampah di Jakarta itu adalah Pasar Kramat Jati. 

Di tempat itu barang-barang dari berbagai daerah dikemas sebelum masuk ke Kota Jakarta. Sampahnya dibuang dan masuk tinggal dijual ke masyarakat. Aktivitas ini menjadi kegiatan rutin di sana, dan orang jadi bingung mau buang sampah ke mana? Nah kita bantu mengurangi sampah itu, tapi bagaimana caranya? Kita pindahkan Pasar Kramat Jati ke Bogor.
 
Semua produk yang datang dari Sukabumi, Cipanas dan lain-lain yang masuk ke Jakarta, sampahnya pasti dibuang ke Bogor. Jika begitu, kenapa produknya harus masuk ke Jakarta dulu jika sampahnya harus dibuang ke Bogor, kenapa tidak di Bogor saja dikemasnya, dan sampahnya tinggal dibuang di tempat yang sama. Kan kita punya punya TPST Bojong. 

Ini posisi tawar kita. Biar Jakarta yang memasarkan, tapi kita yang memprosesnya. Kita sudah memikirkan efek dominonya. Jika Pasar Kramat Jati dipindahkan ke Bogor makan akan menyerap tenaga kerja, kemudian kita bisa memberdayakan potensi pertanian.
(http://www.radar-bogor.co.id/index.php?ar_id=MjI3MTc=&click=MTAx)